Jumat, 05 Oktober 2012

Arsitektur komputer dan kognisi manusia

Nama : Otavia Setyawati
Npm : 10509056
Kelas : 4 PA05
 
Menurut McLeod (2007) Ketika seseorang memikirkan komputer, mereka seringkali memikirkan sekumpulan prosesor komputer dan alat-alat input dan output. Komputer mainframe terbesar dan personal komputer memiliki arsitektur yang serupa. Dalam sudut pandang lunak, pada dasarnya arsitektur memuat aspek-aspek statis dan dinamis perangkat lunak yang bersangkutan. Arsitektur sistem mencerminkan ‘kebutuhan dan harapan pengguna’ yang terlihat dengan jelas pada definisi use case, seperti arsitektur komputer yang digunakan.
Arsitektur komputer berkaitan dengan atribut – atribut yang mempunyai dampak langsung pada eksekusi logis sebuah program. Arsitektur komputer adalah suatu sistem yang dapat beradaptasi sendiri serta strukturnya yang dapat mengorganisasikan sendiri. Merupakan suatu bentuk berupa desain CPU, sistem memori, sistem I/O, multiprosesor dan network komputer.
Setiap hal yang dikerjakan CPU dibagi menjadi beberapa langkah yang sederhana serta berurutan. Osilator clock membangkitkan clock CPU yang digunakan dalam langkah (step) kerja CPU dalam urutan perkerjaannya. Karena clock CPU ini sangat cepat untuk ukuran manusia, sehingga yang terlihat bahwa CPU bekerja secara langsung dan cepat.
Arsitektur komputer adalah sebuah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Arsitektur komputer merupakan rencana dari kebutuhan pada bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya).
Arsitektur komputer dapat bertahan bertahun-tahun tetapi organisasi komputer dapat berubah sesuai dengan perkembangan teknologi. Pabrik komputer memproduksi sekelompok model komputer, yang memiliki arsitektur sama namun berbeda dari segi organisasi yang mengakibatkan harga dan karakteristik kerja yang berbeda. Komputer memiliki susunan beberapa perangkat sebagai penggeraknya dan sering dikatakan sebagai suatu skema komputer (computer schematic). Skema ini dibentuk sejak awal permulaan komputer.
Para ilmuwan bisa menciptakan program komputer yang mampu memecahkan beberapa masalah dengan metode yang sama dan digunakan oleh manusia. Kajian ini seolah menggambarkan aktivitas kognitif manusia yang selama ini tidak pernah berhasil dipecahkan oleh kajian lainnya (Taufiq, 2006).
Komputer tidak mempunyai pengetahuan kognitif manusia untuk menyesuaikan hal-hal yang konkret dengan namanya, dan menghilangkan kontradiksi apakah nama tersebut sesuai atau tidak.
Menurut Santoso (2009) bakat kognitif manusia mencakup berbagai kemampuan yang luas. Perancangan interaksi harus mempertimbangkan berbagai faktor kognitif, lingkungan komputasi mempengaruhi daya penalaran seseorang. Perancang sistem komputer harus memperhatikan berbagai isu yang menyangkut adanya perbedaan dinamika kognitif dan lingkungan.
Kognisi merupakan kepercayaan seseorang terhadap sesuatu yang didapatkan dari proses berfikir tentang seseorang atau sesuatu. Kapasitas atau kemampuan biasa diartikan sebagai kecerdasan atau inteligensi. Gejala kognisi meliputi, pengamatan aktivitas yang dilakukan seseorang terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan suatu pengetahuan dan gagasan yang sudah dapat diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
Yang penting dalam hal ini adalah bagaimana orang belajar, mengerti dan mengingat suatu informasi, dan mengapa beberapa orang dapat melakukan dengan baik dan yang lainnya tidak. Bagaimana orang dewasa dapat mengingat informasi verbal dan anak-anak bias memahami cerita-cerita. Mereka lebih berminat dalam bentuk belajar pada manusia yang mampu mengemukakan alas an dan menyelesaikan masalah.
Manusia memperoleh bahasa berdasarkan pada pembelajaran yang didapat dari orang-orang sekitar. Sementara teori kognitif percaya bahwa bahasa merupakan bagian subordinat dari perkembangan kognitif yang terlebih dahulu bergantung pada penguasaan berbagai konsep (Nasanius, 2007).
Berdasarkan uraian diatas dapat diberi kesimpulan mengenai arsitektur komputer dan kognisi manusia bahwa arsitektur komputer berkaitan dengan atribut – atribut yang mempunyai dampak langsung pada eksekusi logis sebuah program. Perancang sistem komputer harus memperhatikan berbagai isu yang menyangkut adanya perbedaan dinamika kognitif dan lingkungan. Kognisi merupakan kepercayaan seseorang terhadap sesuatu yang didapatkan dari proses berfikir tentang seseorang atau sesuatu. Yang penting dalam hal ini adalah bagaimana orang belajar, mengerti dan mengingat suatu informasi, dan mengapa beberapa orang dapat melakukan dengan baik dan yang lainnya tidak.

Sumber : 
      1.   Mcleod. (2008). Sistem Informasi Manajemen (ed.10). Jakarta : Penerbit Salemba Empat
2          2.   Nugroho, A. (2010). Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan Metode USDP.  Yogyakarta : Penerbit Andi
3          3.   Gaol, L. J. (2010). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Penerbit Grasindo
            4.   mti.ugm.ac.id/~yudha/ORKOM/PERTEMUAN%201.ppt
1          5.      http://arsitektur-komputer.blogspot.com/
6.   http://elenin-salmanal-farisi.blogspot.com/2012/03/dalam-bidang-teknik-komputer-arsitektur.htm 
 7.  http://www.scribd.com/doc/34517583/Makalah-Arsitektur-Komputer 
 8. http://tetti-ekadharma.blogspot.com/2008/11/makalah-arsitektur-komputer-pendahuluan.html
 9. Taufiq, I. M. (2006). Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam. Jakarta : Penerbit Gema Insani Press
10. Santoso, I. (2009). Interaksi Manusia dan Komputer Edisi 2. Yogyakarta : Penerbit Andi
11. Syahrur, M. (1994). Tirani Islam: genealogi masyarakat dan negara. Yogyakarta : Penerbit LKis
            12. Djiwandon.S. E. W. (2009). Psikologi Pendidikan (Rev-2). Jakarta : Penerbit Grasindo  
13. http://kk.mercubuana.ac.id/files/61005-2-357171911404.pdf
14. http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/07/apa-itu-kognisi-konasi-emosi-gejala-campuran-dan-belajar-serta-berpikir/ 
15.Nasanius, Y. (2007). PELBBA 18: Pertemuan Linguistik Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Atma Jaya : 18. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Pusat Kajian Bahasa dan Budaya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar