Rabu, 24 Oktober 2012

Artificial Intelligence (AI)


Pada awal abad 17, RenĂ© Descartes mengemukakan bahwa tubuh hewan bukanlah apa-apa melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Blaise Pascal menciptakan mesin penghitung digital mekanis pertama pada 1642. Charles Babbage dan Ada Lovelace bekerja pada mesin penghitung mekanis yang dapat diprogram. Manusia masih berusaha untuk menciptakan mesin yang lainnya. Pada tahun 1769, dataran Eropa dikejutkan dengan suatu permainan catur yang dapat menjawab langkah-langkah permainan catur yang belum ditentukan terlebih dahulu.Tahun 1950-an adalah periode usaha aktif dalam artificial intellegence. Program program artificial intellegence pertama yang bekerja ditulis pada 1951 untuk menjalankan mesin “Ferranti Mark I” di University of Manchester (UK): sebuah program permainan naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program permainan catur yang ditulis oleh Dietrich Prinz. John McCarthy membuat istilah "Artificial Intelligence/kecerdasan buatan" pada konferensi pertama yang disediakan untuk pokok persoalan ini, pada 1956.
Menurut McLeod (2007) Bibit AI pertama kali disebar hanya 2 tahun setelah General Electric menerapkan computer yang pertama kali digunakan untuk penggunaan bisnis. Tahun ini adah tahun 1956, dan istilah kecerdasaan buatan pertama kali dibuat oleh John McCarthy sebagai tema suatu konferensi yang dilaksanaan di Dartmouth College.
Kecerdasan buatan yang kuat adalah istilah yang diperkenalkan oleh John Searle pada tahun 1980 didalam artikelnya "Pikiran, Otak, dan Program". Penawaran kuat pada penelitian kecerdasan buatan dengan penciptaan beberapa bentuk kecerdasan buatan berbasis komputer yang benar-benar dapat menjadi alasan dan memecahkan masalah, suatu bentuk kuat dari AI dikatakan hidup, atau sadar diri. Beberapa percaya bahwa bekerja di AI yang kuat pada akhirnya akan mengarah pada komputer yang kecerdasan sangat melebihi manusia (Deshpande, 2009).
Ilmu yang mempelajari cara membuat komputer dapat bertindak dan memilki kecerdasan seperti manusia disebut kecerdasan buatan. Periode penelitian artificial intelligence ini didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan computer canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan manusia super (Kusrini, 2006).
Menurut Maryono & Istiana (2007) Dengan menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence), mampu melakukan percakapan dengan manusia, menggunakan masukan virtual, dan mampu belajar dari pengalamannya sendiri. Jadi, cirri-ciri computer masa depan adalah memiliki kemampuan melihat, mendengar, berbicara, berpikir sertamampu membuat kesimpulan seperti manusia.
Kecerdasan buatan adalah bidang yang berkembang pesat dari rekayasa dengan tujuan utama untuk membangun mesin yang mampu bertindak dan berpikir seperti manusia. Tahap awal AI dengan mengembangkan program untuk membuktikan teorema dan bermain game. AI modern meliputi berbagai alat dan teknik untuk manusia seperti penalaran bahasa, belajar, perencanaan dan pengenalan pola (Kumar, 2008).
Ilmuwan bekerja di cabang ilmu komputer yang disebut kecerdasan buatan, atau AI. Hanya menempatkan kecerdasan buatan sebagai ilmu menciptakan mesin untuk memecahkan masalah dan melakukan pekerjaan yang terlalu rumit untuk otak manusia untuk melakukan dengan sendirinya. Ini telah mengubah dunia kita dalam cara yang menarik dan menakjubkan. Tapi contoh-contoh lain dari kecerdasan buatan yang sangat umum dan akrab bahwa anda mungkin tidak menyadarinya. Komputer yang Anda gunakan setiap hari?, ini adalah contoh kecerdasan buatan dalam tindakan (Harris, 2011).
            Menurut Taufiq (2006) Kemampuan manusia dalam mendapatkan ilmu pengetahuan mengacu pada kemampuannya dalam mengolahnya dengan baik. Walaupun eksistensi kajian psikologi kognitif hanyalah “waktu” dalam dunia psikologi, namun pengamatan yang dilakukannya mulai menunjukkan konsep dan modelnya. Pengamatan awal yang dilakukannya adalah dengan memilih model computer yang menyerupai proses yang terjadi dalam otak manusia. otak manusia dianggap menyerupai computer dan bukan sebaliknya.
            Menurut Fatta (2009) kebanyakan dari kita menerjemahkan kata kesadaran ini dalam format yang lebih familiar dengan kata kognisi (cognition) , yaitu sejenis kesadaran tentang diri, tentang interaksi dengan dunia luar, tentang bagaimana proses berpikir terjadi dan kemampuan kita untuk paling tidak mengendalikan secara parsial proses ini. Yang jelas, kecerdasan tidak mungkin hadir tanpa adanya kesadaran. Kesadaran bisa dijadikan tanda hadirnya kecerdasan. Jika suatu mesin bisa menampilkan kecerdasan seperti manusia maka mesin itu dikatakan memiliki conscious. Pengetahuan tentang mekanisme fungsi manusia sebagai pengguna komputer. Hal ini menyangkut antara lain psikologi kognitif, tingkat perceptual, dan kemampuan motorik bagi penggunanya. Berbagai aplikasi kecerdasan buatan yang menunjukan bahwa 40 sampai 50 persen dari keseluruhan statemen pada program aplikasi tersebut dan memori yang ada diperuntukkan bagi antarmuka (Santoso, 2009).
Dengan penggunaan teknik-teknik kecerdasan buatan, kemampuan-kemampuan yang menunjukkan kecerdasan tersebut dimiliki sebuah sistem pakar. Kemampuan-kemampuan ini membuat sebuah sistem pakar mampu meniri perilaku seorang pakar dalam menghadapi masalah di bidang tertentu, sehingga dapat membantu manusia memecahkan persoalan-persoalan yang sebelumnya hanya dapat diselesaikan oleh seorang pakar (Juanda, 2006).
Menurut Kusrini (2008) sistem pakar adalah aplikasi bebasis computer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang dimaksud disini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam. Seorang pakar/ahli (human expert) adalah seorang individu yang memiliki kemampuan pemahaman yang superior dari suatu masalah. Misalnya: seorang dokter, penasehat keuangan, pakar mesin mobil, dll. Kemampuan kepakaran:
o Dapat mengenali (recognizing) dan merumuskan masalah
o Menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat
o Menjelaskan solusi
o Belajar dari pengalaman
o Restrukturisasi pengetahuan
o Menentukan relevansi/hubungan
o Memahami batas kemampuan
  • Sistem Pakar
1. Knowledge base terpisah dari mekanisme pemrosesan (inference)
2. Program bisa melakukan kesalahan
3. Penjelasan (explanation) merupakan bagian dari ES
4. Data tidak harus lengkap
5. Perubahan pada rules dapat dilakukan dengan mudah
6. Sistem bekerja secara heuristik dan logik
  • Suatu sistem dikatakan sistem pakar apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Terbatas pada domain keahlian tertentu
2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak pasti
3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan yang diberikannya dengan cara
yang dapat dipahami
4. Berdasarkan pada kaidah atau rule tertentu
5. Dirancang untuk dikembangkan sacara bertahap
6. Keluarannya atau output bersifat anjuran.
  • Adapun banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan mengembangkan sistem pakar :
1. Masyarakat awam non-pakar dapat memanfaatkan keahlian di dalam bidang
tertentu tanpa kesadaran langsung seorang pakar
2. Meningkatkan produktivitas kerja, yaitu bertambahnya efisiensi pekerjaan
tertentu serta hasil solusi kerja
3. Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks
4. Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang kompleks dan
berulang-ulang
5. Pengetahuan dari seorang pakar dapat dikombinasikan tanpa ada batas waktu
6. Memungkinkan penggabungan berbagai bidang pengetahuan dari berbagai
pakar untuk dikombinasikan.
Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.

Sumber :
1. http://www.psychologymania.com/2011/10/artificial-intelligence-kecerdasan.html
2. Mcleod. (2007). Sistem Informasi Manajemen (ed.10). Jakarta : Penerbit Salemba Empat

3. Kusrini. (2006). Sistem pakar teori dan aplikasi. Yogyakarta : Penerbit Andi

4. Kumar, E. (2008). Artificial Intelligence. New Delhi : L.K International Pusblishing House

5. Maryono, Y & Istiana, B. P. (2007). Teknologi Informasi & Komunikasi 1. Jakarta : Penerbit Quadra

6. Deshpande, N. (2009). Artificial Intelligence. India :  Technical Publications Pune

7. Harris, M. C. (2011). Artificial Intelligence “Cool Science”. United States : Q2AMedia

8. Taufiq, M. I. (2006). Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam. Depok : Penerbit Gema Insani

9. Fatta, H. A. (2009). Rekayasa sistem pengenalan wajah. Yogyakarta : Penerbit Andi

10. Santoso,  I. (2009).  Interaksi Manusia dan Komputer Edisi 2. Yogyakarta : Penerbit Andi

11. Juanda, H. A. (2006). Torch Akibat & Solusinya. Solo : Penerbit PT Wangsa Jatra Lestari
12. Kusrini. (2008). Aplikasi sistem pakar, menentukan faktor kepastian pengguna dengan metode. kuantifikasi pertanyaan. Yogyakarta : Penerbit Andi

13. http://journal.uii.ac.id/index.php/media-informatika/article/viewFile/106/66

14. ukyku.files.wordpress.com/2008/02/sistem-pakar-3.doc
15. http://informatika-unkris.ac.id/img/buku/sistem-pakar-5.pdf


1 komentar:

  1. Join this AI revolution by registering in AI Patasala's IIT & IIM experts-driven AI Training in Hyderabad program.
    Artificial Intelligence Institute in Hyderabad

    BalasHapus